Kelebihan berat badan dan obesitas kini menjadi masalah serius yang semakin meluas, hingga disebut sebagai globesity atau epidemi global. Kondisi ini tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga mulai terlihat pada remaja bahkan anak-anak. Selama ini, banyak orang menganggap obesitas semata-mata disebabkan oleh pola makan berlebih atau kurangnya aktivitas fisik. Namun, penelitian menunjukkan bahwa ada faktor psikologis yang turut berperan penting dalam perkembangan masalah ini.
Dalam kehidupan modern, makanan tidak lagi sekadar berfungsi untuk menghilangkan rasa lapar. Bagi sebagian orang, makanan bisa menjadi pengganti kebutuhan emosional, seperti kebutuhan akan kasih sayang, rasa aman, atau dukungan sosial. Tidak jarang, makan berlebihan dijadikan pelarian untuk menutupi masalah yang belum terselesaikan atau mengalihkan diri dari perasaan negatif. Pola ini menyerupai kecanduan, baik secara kimiawi maupun perilaku, yang biasanya membutuhkan intervensi psikoterapi untuk ditangani.
Dari sinilah muncul pandangan bahwa kelebihan berat badan tidak hanya soal pola makan, melainkan juga erat kaitannya dengan kesehatan mental. Kekecewaan terhadap bentuk tubuh, rasa tidak puas, hingga depresi bisa muncul sebagai konsekuensi dari obesitas, sekaligus memperburuk siklus peningkatan berat badan. Oleh karena itu, semakin banyak ahli menekankan pentingnya psikoterapi, khususnya supportive psychotherapy, sebagai bagian dari upaya menurunkan berat badan. Pendekatan ini berfokus pada dukungan emosional, pemahaman diri, serta membantu individu menghadapi stres dan tantangan hidup tanpa harus bergantung pada makanan. Dengan kata lain, keberhasilan program penurunan berat badan tidak hanya ditentukan oleh diet dan olahraga, tetapi juga bagaimana seseorang belajar merawat kesehatan psikologisnya.
Terapi Kognitif-Perilaku untuk Membantu Penurunan Berat Badan
Banyak orang mengira bahwa menurunkan berat badan hanya soal mengatur pola makan dan rutin berolahraga. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa pendekatan psikologis juga berperan besar dalam keberhasilan program diet. Salah satu bentuk terapi yang paling banyak digunakan adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT) atau terapi kognitif-perilaku, serta berbagai bentuk Behavioral Therapy (BT).
CBT sangat efektif untuk mengatasi pola makan yang dipicu oleh emosi, seperti emotional eating atau binge eating. Dengan terapi ini, Anda diajak untuk mengenali pola pikir dan kebiasaan yang membuat makan berlebihan terus berulang, lalu menggantinya dengan cara yang lebih sehat. Misalnya, belajar membedakan kapan rasa lapar benar-benar muncul dan kapan Anda hanya ingin makan karena stres atau bosan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa hasil terbaik muncul bila terapi digabung dengan diet seimbang dan sesi konsultasi rutin. Kombinasi ini terbukti lebih efektif dalam menurunkan berat badan, mengurangi lemak tubuh, dan memperbaiki indeks kesehatan seperti BMI, dibandingkan hanya diet dan olahraga saja. Lebih menariknya, efek positif ini tidak hanya bertahan selama program berlangsung, tetapi juga bisa tetap terasa hingga enam bulan setelahnya.
Ada juga studi yang menggabungkan CBT dengan mindfulness (kesadaran penuh) dan program berbasis internet. Hasilnya cukup menjanjikan, karena peserta tidak hanya berhasil menurunkan berat badan selama terapi, tetapi juga terus mengalami penurunan hingga berbulan-bulan setelahnya.
Meski begitu, penting diingat bahwa hasil terapi bisa berbeda-beda. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa meskipun berat badan sempat turun saat terapi, sebagian orang akhirnya kembali ke berat badan semula. Namun, manfaat lain dari CBT, seperti menurunkan stres, kecemasan, dan memperbaiki suasana hati, tetap sangat membantu dalam perjalanan menjaga kesehatan.
Kesimpulannya, CBT dan BT bisa menjadi pendukung yang kuat dalam program penurunan berat badan. Ketika digabungkan dengan pola makan sehat dan aktivitas fisik, terapi ini membantu Anda bukan hanya sekadar menurunkan angka di timbangan, tetapi juga membangun kebiasaan baru yang lebih sehat dan tahan lama. Untuk dapat mengenali potensimu dengan baik, kalian dapat menemukan layanan asesmen psikologi terbaik hanya di biro psikologi resmi Assessment Indonesia, mitra terpercaya untuk kebutuhan psikotes.
Referensi:
Juchacz, K., Kłos, P., Dziedziejko, V., & Wójciak, R. W. (2021). The effectiveness of supportive psychotherapy in weight loss in a group of young overweight and obese women. Nutrients, 13(2), 532. https://doi.org/10.3390/nu13020532
 
             
                             
                             
                             
     
     
     
     
    