Pengertian Umum Hikikomori
Hikikomori adalah istilah dari Jepang yang digunakan untuk menggambarkan kondisi seseorang yang memilih menarik diri dari kehidupan sosial dalam jangka waktu lama, sering kali berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, dengan tetap berdiam di rumah atau bahkan hanya di dalam kamar. Istilah ini mulai dikenal luas di Jepang sejak tahun 1980-an, ketika fenomena remaja dan dewasa muda yang mengisolasi diri semakin banyak ditemukan. Hikikomori bukan sekadar perilaku malas atau antisosial, melainkan sebuah keadaan kompleks yang melibatkan faktor psikologis, sosial, dan budaya.
Penting dipahami bahwa hikikomori bukanlah label gangguan mental tertentu, melainkan istilah untuk mendefinisikan kondisi isolasi sosial yang ekstrem. Seperti dijelaskan dalam literatur, hikikomori tidak disebabkan oleh penyakit mental tertentu dan juga bukan gejala dari gangguan mental lainnya. Dengan kata lain, hikikomori adalah sebuah keadaan unik yang berdiri sendiri, meskipun pada beberapa kasus dapat berhubungan dengan masalah psikologis seperti kecemasan atau depresi.
Penyebab Muncul nya Hikikomori
Fenomena hikikomori tidak muncul begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Salah satu faktor utama adalah tekanan sosial dan akademik yang tinggi di Jepang. Banyak remaja merasa harus memenuhi standar prestasi yang ketat dari sekolah maupun keluarga, sehingga ketika gagal, mereka memilih menarik diri karena rasa malu dan takut mengecewakan orang lain. Selain itu, budaya Jepang yang menekankan keharmonisan kelompok (collectivism) dan rasa malu (haji) turut memperkuat kondisi ini. Individu yang merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi masyarakat lebih mudah mengisolasi diri daripada menghadapi stigma. Faktor psikologis juga berperan, seperti rasa cemas berlebihan, rendahnya harga diri, atau kesulitan dalam berinteraksi sosial. Sementara itu, perubahan dalam keluarga modern di Jepang, misalnya orang tua yang terlalu melindungi atau hubungan keluarga yang kurang hangat, juga dapat memperburuk kondisi ini.
Upaya Mencegah Terjadinya Hikikomori
Hikikomori dapat dicegah melalui kombinasi dukungan sosial, keterampilan pribadi, dan lingkungan yang sehat. Dukungan keluarga dan teman sangat penting untuk menjaga keterhubungan sosial. Keterampilan mengelola stres, meningkatkan rasa percaya diri, serta memberi kesempatan untuk mencoba hal baru dapat mencegah individu menarik diri. Selain itu, lingkungan belajar atau kerja yang seimbang dan bebas dari tekanan berlebih juga berperan. Terakhir, mengurangi stigma terhadap masalah psikologis membuat individu lebih berani mencari bantuan sebelum terjebak dalam isolasi.
Jangan lupa, untuk dapat mengenali potensi mu dengan baik, kalian dapat menemukan layanan asesmen psikologi terbaik hanya di biro psikologi resmi Assessment Indonesia, mitra terpercaya untuk kebutuhan psikotes.
Referensi:
Ranieri, F., & Luccherino, L. (2018). Hikikomori: debating a XXI century phenomenon from a clinical point of view. Scandinavian Journal of Child and Adolescent Psychiatry and Psychology, 6(1), 72.
 
             
                             
                             
                             
     
     
     
     
    