Memuat...
21 November 2025 09:35

Mengenal Terapi SEFT: Pendekatan Psikologis dan Spiritual untuk Meredakan Stres Akademik

Bagikan artikel

Di tengah tuntutan pendidikan yang semakin tinggi, stres akademik menjadi salah satu masalah yang paling sering dialami oleh pelajar, terutama mereka yang belajar di lingkungan yang disiplin seperti pondok pesantren atau sekolah berasrama. Jadwal belajar yang padat, kewajiban hafalan, serta adaptasi sosial yang kompleks sering membuat siswa merasa kewalahan. Jika dibiarkan, stres akademik bisa memengaruhi kesehatan fisik, emosi, bahkan prestasi belajar.

 

Namun, kabar baiknya, dunia psikologi memiliki berbagai pendekatan yang bisa membantu mengatasi hal ini, salah satunya adalah Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT). Terapi SEFT merupakan perpaduan antara teknik psikologis dan pendekatan spiritual yang dikembangkan oleh Ahmad Faiz Zainuddin pada awal 2000-an. Metode ini berakar dari Emotional Freedom Technique (EFT) yang populer di dunia Barat, lalu dipadukan dengan nilai-nilai spiritual seperti keikhlasan, kepasrahan, dan rasa syukur kepada Tuhan. Secara sederhana, terapi SEFT membantu seseorang melepaskan emosi negatif yang tersimpan dalam diri, seperti cemas, takut gagal, marah, atau kecewa melalui kombinasi doa, afirmasi positif, dan stimulasi titik-titik energi tubuh dengan cara mengetuknya secara lembut (dikenal sebagai tapping). Teknik ini mengajarkan bahwa penyembuhan tidak hanya berasal dari pikiran rasional, tetapi juga dari hati yang tenang dan pasrah. 

 

Penelitian yang dilakukan oleh Wardatul Adawiyah dan Ni’matuzahroh (2016) dari Universitas Muhammadiyah Malang menunjukkan hasil yang menarik. Studi tersebut dilakukan pada siswa menengah atas di Pondok Pesantren Darul Aman, yang dikenal memiliki sistem pembelajaran padat dan penuh aturan. Dari 14 siswa yang menjadi subjek penelitian, separuh diberikan terapi SEFT, sementara sisanya tidak. Hasilnya, kelompok yang mendapatkan terapi SEFT mengalami penurunan signifikan pada tingkat stres akademik, sedangkan kelompok kontrol tidak menunjukkan perubahan berarti. Para siswa yang mengikuti terapi melaporkan perasaan lebih tenang, mampu fokus belajar, dan lebih mudah mengelola tekanan akademik setelah menjalani beberapa sesi terapi. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa SEFT efektif membantu siswa mengelola stres dari dalam diri. Teknik ini tidak hanya menenangkan pikiran, tetapi juga menguatkan sisi spiritual individu untuk menerima keadaan dengan ikhlas dan bersyukur. Dalam praktiknya, SEFT dilakukan melalui beberapa tahap: 

  1. The Set-Up – Mengucapkan doa kepasrahan sambil mengakui kondisi yang dirasakan (“Ya Allah, meskipun saya sedang stres, saya ikhlas dan pasrah kepada-Mu”).

  2. Tune-In – Fokus pada emosi atau perasaan negatif yang ingin dilepaskan.

  3. Tapping – Mengetuk titik-titik tertentu di tubuh seperti di sekitar mata, dada, atau jari untuk membantu menyeimbangkan energi tubuh.

Ketiga langkah ini terlihat sederhana, tetapi memiliki efek mendalam dalam menurunkan ketegangan emosional dan fisik. Remaja sering kali berada dalam fase pencarian jati diri yang rentan terhadap tekanan. Perubahan hormon, tuntutan akademik, serta pengaruh lingkungan dapat memicu stres yang tidak disadari. Terapi SEFT dapat menjadi solusi non-invasif, mudah dilakukan, dan tanpa efek samping, karena tidak membutuhkan obat atau alat khusus. Selain itu, terapi ini bisa dilakukan secara mandiri kapan saja, baik sebelum belajar, setelah ujian, atau ketika merasa cemas. Hal ini menjadikan SEFT bukan hanya sebagai teknik penyembuhan, tetapi juga alat self-help untuk menjaga keseimbangan mental dan spiritual dalam jangka panjang. Dalam penelitian lain, SEFT juga terbukti bermanfaat dalam mengurangi kecemasan, depresi, hingga kebiasaan buruk seperti merokok. Pendekatan yang lembut dan spiritual membuat terapi ini relevan dengan budaya masyarakat Indonesia yang religius dan mengutamakan ketenangan batin. 

 

Kesehatan mental sering kali menjadi aspek yang diabaikan dalam dunia pendidikan. Padahal, siswa dengan kondisi psikologis yang stabil akan memiliki konsentrasi dan motivasi belajar yang lebih baik. Melalui terapi seperti SEFT, individu diajak untuk mengenali dan mengelola emosinya, bukan menekannya. Dengan begitu, mereka belajar untuk menghadapi tantangan akademik tanpa kehilangan keseimbangan diri. Menerapkan terapi psikologis seperti SEFT dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih sehat dan manusiawi. Sekolah, orang tua, maupun lembaga pendidikan bisa mengintegrasikan pendekatan ini sebagai bagian dari bimbingan konseling atau kegiatan pengembangan diri siswa. 

 

Jika Anda ingin mengenal lebih jauh tentang berbagai terapi psikologis, layanan asesmen, atau psikotes yang bisa membantu Anda memahami potensi diri secara mendalam, pastikan memilih lembaga profesional dan berizin resmi. Temukan layanan asesmen psikologi terbaik hanya di biro psikologi resmi Assessment Indonesia, mitra terpercaya untuk kebutuhan psikotes.

 

Sumber:
Adawiyah, W., & Ni’matuzahroh. (2016). Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) untuk Menurunkan Tingkat Stres Akademik pada Siswa Menengah Atas di Pondok Pesantren. Jurnal Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Vol. 04, No. 02.

 

Bagikan