Pada tahap perkembangan awal kanak-kanak, pemahaman moral mereka masih sangat terbatas. Ini disebabkan oleh perkembangan intelektual yang belum memungkinkan anak untuk mempelajari atau memahami prinsip-prinsip abstrak mengenai apa yang benar dan salah. Anak-anak pada usia ini lebih fokus pada bagaimana bertindak, tanpa mengetahui alasan di balik tindakan tersebut. Lantas, apa yang perlu kita pahami mengenai disiplin pada masa awal kanak-kanak? Apa saja jenis disiplin yang diterapkan? Mari simak penjelasan berikut!
Disiplin adalah suatu cara yang digunakan oleh masyarakat untuk mengajarkan anak-anak perilaku yang dianggap sesuai dengan norma atau standar yang berlaku dalam kelompok sosial. Tujuan utamanya adalah untuk membantu anak-anak mengenali perilaku yang dianggap baik dan buruk serta memotivasi mereka untuk bertindak sesuai dengan aturan yang ada.
Ada beberapa aspek penting dalam disiplin yang perlu diperhatikan, yaitu:
-
Peraturan dan hukum, yang memberikan pedoman bagi anak-anak dalam menilai apa yang dianggap baik dan buruk.
-
Hukuman, yang diterapkan ketika anak melanggar aturan yang telah ditetapkan.
-
Hadiah atau penghargaan, yang diberikan untuk mendorong perilaku baik atau usaha dalam berperilaku sosial yang positif.
Pada masa awal kanak-kanak, yang harus lebih ditekankan adalah pendidikan mengenai perilaku yang benar. Hukuman sebaiknya hanya diberikan jika anak sudah memahami kesalahannya, terutama jika ia dengan sengaja melanggar peraturan. Salah satu cara efektif untuk mendorong anak belajar berperilaku baik adalah dengan memberikan hadiah sebagai bentuk penghargaan.
Berikut ini adalah beberapa jenis disiplin yang diterapkan pada masa kanak-kanak:
-
Disiplin Otoriter
Disiplin jenis ini merupakan pendekatan yang lebih tradisional. Orangtua atau pengasuh yang menerapkan disiplin otoriter biasanya menetapkan peraturan dengan tegas tanpa memberikan penjelasan mengenai alasan dibalik aturan tersebut. Anak-anak tidak diberi kesempatan untuk mempertanyakan atau mengajukan pendapat tentang keadilan peraturan yang ada. Hukuman yang diberikan sering kali sangat keras dan ditujukan untuk mencegah anak melakukan kesalahan di masa depan. Hadiah atau penghargaan umumnya tidak diberikan, karena dianggap bisa mendorong anak untuk mengharapkan imbalan setiap kali mereka melakukan sesuatu yang sudah seharusnya mereka lakukan. -
Disiplin yang Lemah
Dalam pendekatan ini, anak-anak tidak diberikan arahan atau peraturan yang jelas. Meskipun mereka melakukan kesalahan, tidak ada hukuman yang diterapkan, dan juga tidak ada penghargaan bagi perilaku baik. Filosofi yang mendasari disiplin ini adalah bahwa anak-anak akan belajar berperilaku dengan baik secara alami melalui konsekuensi dari tindakan mereka. -
Disiplin Demokratis
Disiplin demokratis semakin banyak diterapkan dalam pengasuhan anak masa kini. Pendekatan ini menekankan pentingnya hak anak untuk memahami alasan di balik peraturan yang diterapkan. Anak diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka mengenai apakah peraturan tersebut adil atau tidak. Tujuannya adalah agar anak-anak bisa memahami mengapa peraturan itu penting dan mengapa mereka perlu mematuhinya dalam konteks sosial. Hukuman yang diberikan pun lebih bersifat mendidik dan disesuaikan dengan kesalahan yang dilakukan, tanpa menggunakan kekerasan fisik. Penghargaan terhadap usaha anak-anak untuk mematuhi peraturan umumnya diberikan dalam bentuk pujian dan pengakuan sosial.
Dengan pendekatan ini, kami berkomitmen untuk membantu setiap individu dalam mengembangkan potensi mereka secara optimal. Sebagai biro psikologi yang berpengalaman, kami juga menyediakan layanan psikotes online dan konseling dengan standar profesional yang tinggi untuk mendukung kebutuhan asesmen dan pengembangan karir Anda. Biro psikologi Assessment Indonesia dikenal sebagai pusat asesmen Indonesia yang memberikan berbagai layanan, termasuk jasa konseling, psikotes dan asesmen individu, dengan proses yang efisien dan hasil mendalam.