Memuat...
23 October 2025 10:18

Terapi dengan Hewan: Mengungkap manfaat Animal-Assisted Therapy (AAT) bagi kesehatan mental dan fisik

Bagikan artikel

Sejak lama, manusia memiliki ikatan yang erat dengan hewan, tidak hanya sebagai teman atau pendamping, tetapi juga sebagai sumber ketenangan dan dukungan emosional. Kehadiran hewan sering kali mampu menghadirkan rasa nyaman, menurunkan stres, dan membantu seseorang merasa lebih aman. Dari pemahaman inilah lahir pendekatan terapi yang melibatkan hewan sebagai bagian dari proses psikologis. Terapi ini memanfaatkan interaksi manusia dengan hewan untuk meningkatkan kesejahteraan mental, baik dengan cara mengurangi kecemasan maupun memperkuat keterampilan sosial. Pendekatan ini semakin berkembang seiring dengan meningkatnya bukti ilmiah tentang manfaat nyata keterlibatan hewan dalam dunia psikoterapi.

Sejarah dan Perkembangan Animal-Assisted Therapy (AAT)

Penggunaan hewan dalam terapi sebenarnya bukan hal baru. Catatan awal menunjukkan bahwa sejak akhir abad ke-18, hewan sudah dilibatkan dalam institusi kesehatan mental untuk mendorong interaksi sosial antar pasien. Dalam 50 tahun terakhir, pendekatan ini berkembang pesat dengan istilah Animal-Assisted Therapy (AAT). AAT adalah metode terapi yang menggunakan hewan untuk meningkatkan kesehatan secara menyeluruh, baik fisik, emosional, maupun sosial. Intervensi ini difasilitasi oleh tenaga profesional dengan tujuan terapeutik yang jelas, misalnya menurunkan kecemasan atau memperbaiki keterampilan sosial. Dari berbagai hewan, anjing menjadi yang paling sering digunakan karena ikatan unik dan kemampuan sosialnya dalam memahami serta merespons emosi manusia.

AAT untuk Gangguan Psikiatri

Terapi dengan bantuan hewan, khususnya anjing, banyak digunakan pada orang dengan masalah psikiatri seperti skizofrenia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa AAT bisa membantu mengurangi gejala, membuat pasien lebih mudah berinteraksi dengan orang lain, serta meningkatkan kualitas hidup mereka. Selain itu, pasien juga merasa lebih tenang dan berkurang tingkat stresnya. Menariknya, bukan hanya pasien yang merasakan manfaat, tenaga kesehatan yang mendampingi pun merasakan perubahan suasana hati setelah sesi terapi dengan anjing. Mereka menjadi lebih rileks, lebih bahagia, dan lebih bersemangat. Hal ini menunjukkan bahwa AAT bukan sekadar aktivitas tambahan, melainkan bisa menjadi pendukung yang nyata dalam proses pemulihan pasien dengan gangguan psikiatri.

AAT untuk Gangguan Neurologis

Pada anak dengan autisme maupun orang lanjut usia dengan Alzheimer, AAT juga menunjukkan hasil yang menjanjikan. Anak-anak yang berinteraksi dengan anjing, misalnya dengan menyikat bulu atau bermain bersama, mengalami peningkatan kemampuan sosial dan motorik. Mereka juga merasa lebih tenang dan nyaman selama terapi berlangsung. Sementara itu, pasien Alzheimer yang mengikuti terapi rutin selama beberapa bulan mengalami perbaikan suasana hati dan kemampuan berpikirnya. Kegiatan sederhana seperti berbicara, melihat, atau menyentuh anjing ternyata bisa memberikan stimulasi yang bermanfaat bagi otak. Hasil ini memberi harapan bahwa AAT dapat menjadi cara non-obat yang membantu mengurangi gejala dan mendukung kualitas hidup anak maupun orang tua dengan gangguan neurologis.

AAT untuk Stres dan Kecemasan

Selain untuk gangguan psikiatri dan neurologis, AAT juga terbukti membantu mengurangi stres dan kecemasan pada berbagai kelompok. Anak-anak yang dirawat di rumah sakit merasa lebih tenang setelah mendapat kunjungan singkat dari anjing terapi. Begitu juga dengan mahasiswa yang menghadapi ujian, berinteraksi dengan anjing sebelum tes membuat mereka lebih rileks. Bahkan pada anak yang takut menjalani pemeriksaan gigi, AAT dapat menurunkan rasa cemas mereka. Manfaat serupa juga terlihat pada pasien kanker, yang merasa lebih tenang dan berkurang stresnya setelah mengikuti sesi terapi dengan anjing. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran hewan dalam terapi bisa memberikan kenyamanan emosional yang besar, serta membantu orang menghadapi situasi yang menegangkan dengan lebih baik.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, terapi berbantuan anjing terbukti memberikan dampak positif mulai dari gangguan psikiatri, gangguan kognitif, hingga masalah neurologis. Walaupun efeknya mungkin tergolong ringan hingga sedang, hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa AAT mampu mendukung berbagai intervensi medis dan psikologis. Kehadiran hewan, khususnya anjing, membawa rasa nyaman, aman, dan tenang bagi individu yang sedang berjuang dengan tantangan kesehatan. Hal ini membuka peluang bagi AAT untuk terus dikembangkan sebagai terapi pendamping, bukan untuk menggantikan perawatan utama, tetapi untuk memperkaya pengalaman penyembuhan. Dengan penelitian yang semakin luas dan penerapan yang tepat, AAT berpotensi menjadi bagian penting dalam mendukung kesejahteraan fisik maupun mental masyarakat.

Untuk dapat mengenali potensimu dengan baik, kalian dapat menemukan layanan asesmen psikologi terbaik hanya di biro psikologi resmi Assessment Indonesia, mitra terpercaya untuk kebutuhan psikotes.

Referensi:

Pandey, R. P., Himanshu, N., Gunjan, N., Mukherjee, R., & Chang, C.-M. (2024). The role of animal-assisted therapy in enhancing patients’ well-being: Systematic study of the qualitative and quantitative evidence. JMIRx Med, 5(1). https://doi.org/10.2196/51787

 

Bagikan