Memuat...
25 September 2025 10:23

Placebo Effect Kamu Pernah Merasa Suatu Makanan Pedas itu Manis?

Bagikan artikel

Pengertian Placebo Effect

Placebo effect atau efek plasebo adalah fenomena ketika seseorang merasakan perubahan nyata pada tubuh atau pikirannya setelah mengonsumsi obat atau menjalani prosedur yang sebenarnya tidak memiliki kandungan atau fungsi medis aktif. Misalnya, seseorang diberi pil gula tanpa obat di dalamnya, tetapi karena ia percaya bahwa itu adalah obat yang manjur, tubuhnya benar-benar menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Efek ini terjadi karena kekuatan sugesti dan keyakinan. Pikiran kita mampu “mengirim sinyal” ke tubuh untuk bereaksi seolah-olah sedang mendapatkan pengobatan sungguhan. Dengan kata lain, pikiran bisa memengaruhi respon biologis tubuh, misalnya mengurangi rasa sakit, menurunkan stres, atau bahkan memperbaiki kondisi fisik tertentu.

Placebo effect pada dasarnya muncul karena adanya keyakinan, persepsi, dan harapan dari individu yang menerima “pengobatan”. Menurut Montgomery & Kirsch (1997), efek plasebo sangat bergantung pada persepsi dan ekspektasi yang dimiliki seseorang. Artinya, jika seseorang percaya penuh bahwa obat atau tindakan yang diberikan akan menyembuhkan, maka tubuhnya cenderung merespons lebih positif. Sebaliknya, jika keyakinannya lemah, maka efek yang dirasakan juga bisa lebih kecil.

Bagaimana Placebo Effect Bekerja di Otak dan Tubuh

Placebo effect bekerja bukan secara ajaib, melainkan melalui mekanisme psikologis dan biologis yang nyata. Saat seseorang percaya bahwa ia menerima pengobatan, otak akan memproses keyakinan tersebut sebagai sinyal positif. Keyakinan ini memicu pelepasan neurotransmitter tertentu, seperti endorfin dan dopamin, yang berperan dalam mengurangi rasa sakit dan meningkatkan perasaan nyaman. Proses ini menjelaskan mengapa banyak orang merasa lebih baik setelah menerima “obat” yang sebenarnya tidak memiliki kandungan aktif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekuatan Placebo Effect

Kekuatan placebo effect tidak selalu sama pada setiap individu, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis dan situasional. Salah satu faktor utama adalah harapan. Semakin besar keyakinan seseorang bahwa pengobatan akan berhasil, semakin kuat pula respon placebo yang muncul. Hal ini sesuai dengan pendapat Montgomery & Kirsch (1997) yang menekankan bahwa placebo effect sangat bergantung pada persepsi dan ekspektasi individu.

Selain harapan, pengalaman sebelumnya juga berperan penting. Jika seseorang pernah mengalami kesembuhan setelah menerima perawatan tertentu, otak akan “mengingat” pengalaman tersebut dan lebih mudah memberikan respon positif pada perawatan serupa, meskipun tanpa kandungan obat yang sebenarnya. Faktor lain adalah hubungan dengan tenaga medis. Dukungan, empati, dan sugesti dari dokter atau terapis dapat memperkuat keyakinan pasien, sehingga efek placebo semakin besar.

Tidak kalah penting, konteks pengobatan seperti warna, bentuk, dan cara pemberian obat juga dapat memengaruhi kekuatan placebo. Misalnya, pil berwarna cerah sering dianggap lebih “kuat” dibanding pil polos, atau suntikan dipersepsikan lebih efektif dibanding tablet. Semua faktor ini menunjukkan bahwa placebo effect adalah hasil interaksi kompleks antara pikiran, pengalaman, dan lingkungan yang membentuk respon biologis tubuh.

Jangan lupa, untuk dapat mengenali potensi mu dengan baik, kalian dapat menemukan layanan asesmen psikologi terbaik hanya di biro psikologi resmi Assessment Indonesia, mitra terpercaya untuk kebutuhan psikotes.

Referensi:

Sliwinski, J., & Elkins, G. R. (2013). Enhancing placebo effects: Insights from social psychology. American Journal of Clinical Hypnosis, 55(3), 236-248.

Bagikan