Ketika anak-anak mencapai usia dua tahun, sebagian besar dari cara berkomunikasi mereka yang lebih sederhana seperti ocehan bayi dan tangisan mulai berkurang. Pada tahap ini, keinginan anak untuk mulai belajar berbicara menjadi lebih kuat. Ada dua alasan utama mengapa hal ini terjadi. Pertama, berbicara adalah cara utama bagi anak-anak untuk berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan berbicara yang baik memungkinkan anak untuk lebih mudah berkomunikasi dengan teman sebaya dan terlibat dalam kegiatan sosial. Anak yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik cenderung lebih mudah diterima dalam kelompok sosial. Kedua, keterampilan berbicara juga mendukung perkembangan kemandirian anak. Anak yang dapat mengungkapkan dirinya dengan baik cenderung lebih mudah mengungkapkan kebutuhan atau keinginannya, seperti meminta bantuan untuk memakai pakaian atau menyisir rambutnya.
Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan anak dalam berbicara?
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berbicara anak antara lain:
-
Kecerdasan
Anak yang memiliki kecerdasan yang lebih tinggi biasanya lebih cepat dalam mempelajari keterampilan berbicara, sehingga lebih mudah baginya untuk menguasai kemampuan ini. -
Gaya Pengasuhan
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang kurang disiplin cenderung berbicara lebih banyak. Sebaliknya, anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga dengan tingkat disiplin yang lebih ketat mungkin berbicara lebih sedikit. -
Urutan Kelahiran
Anak pertama dalam keluarga sering kali lebih didorong untuk berbicara, baik oleh orang tua maupun karena posisi mereka sebagai anak yang lebih besar. -
Ukuran Keluarga
Anak tunggal biasanya lebih banyak diajak berbicara oleh orang tua karena mereka mendapatkan perhatian penuh. Sementara itu, anak-anak dalam keluarga besar mungkin tidak mendapatkan kesempatan berbicara sebanyak itu karena ada lebih banyak anggota keluarga yang terlibat. -
Status Sosial Ekonomi
Keluarga dengan tingkat ekonomi yang lebih rendah mungkin memiliki rutinitas yang kurang terstruktur, yang berujung pada lebih sedikitnya interaksi verbal antar anggota keluarga. Ini bisa membuat anak-anak dari keluarga seperti ini kurang didorong untuk berbicara. -
Bahasa Ganda
Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga dengan dua bahasa mungkin berbicara lebih sedikit dibandingkan anak-anak yang hanya menggunakan satu bahasa di rumah, terutama ketika mereka berinteraksi dengan teman-teman sebaya atau orang dewasa di luar rumah. -
Jenis Kelamin
Ada perbedaan pola berbicara berdasarkan jenis kelamin anak, meskipun pada usia prasekolah. Anak laki-laki cenderung diharapkan berbicara lebih sedikit dibandingkan dengan anak perempuan. Cara berbicara dan isi pembicaraan mereka pun sering kali dipengaruhi oleh harapan sosial; misalnya, anak laki-laki lebih sering dianggap wajar bila berbicara tentang topik-topik tertentu seperti olahraga atau saling berkompetisi, sedangkan anak perempuan lebih sering diminta untuk berbicara dengan cara yang lebih empatik dan mendengarkan.
Biro psikologi Assessment Indonesia menyediakan layanan konseling dan jasa psikotes untuk berbagai kebutuhan asesmen psikologi, baik untuk individu maupun pendidikan. Layanan kami dirancang untuk memberikan hasil yang akurat dan terpercaya.