Kalian pernah nggak sih merasa lebih tenang setelah dengerin lagu kesukaan kalian? Atau tiba-tiba merasa semangat lagi setelah denger musik yang upbeat dan lagi trending? Itu bukan kebetulan, musik memang punya kekuatan luar biasa untuk memengaruhi perasaan kita. Dari sinilah lahir konsep music therapy atau terapi musik. Di tengah meningkatnya perhatian terhadap kesehatan mental, terapi musik semakin relevan karena menawarkan pendekatan yang kreatif, menyenangkan, sekaligus ilmiah untuk mendukung proses penyembuhan dan kesejahteraan psikologis.
Apa Itu Music Therapy?
Music therapy adalah pendekatan klinis yang berbasis bukti, di mana musik digunakan secara profesional untuk membantu individu mencapai tujuan tertentu dalam hubungan terapeutik. Terapi ini dilakukan oleh praktisi terlatih yang telah menyelesaikan program khusus dalam bidang terapi musik (American Music Therapy Association, 2005). Tujuan terapi musik bisa sangat beragam, mulai dari meningkatkan kesejahteraan, mengelola stres, meredakan rasa sakit, menyalurkan emosi, hingga membantu proses rehabilitasi fisik. Bahkan, musik juga dapat mendukung fungsi kognitif seperti memperkuat memori dan meningkatkan kemampuan komunikasi. Inilah yang membuat terapi musik unik. Terapi ini tidak hanya menyentuh aspek psikologis, tetapi juga fisik, sosial, dan emosional seseorang. Dengan kata lain, musik bukan sekadar hiburan, melainkan juga alat terapeutik yang bisa bermanfaat untuk mendukung kesehatan mental dan meningkatkan kualitas hidup.
Cara Music Therapy Bekerja
Menurut para spesialis kesehatan mental (LRTC, 2025), terapi musik bekerja dengan cara melibatkan berbagai area otak dan tubuh sekaligus. Interaksi dengan musik dapat membangkitkan emosi dan memori, merangsang gerakan fisik, serta meningkatkan fungsi kognitif. Misalnya, ritme dan melodi dapat membantu koordinasi motorik maupun ekspresi emosional, sementara struktur musik yang teratur mendukung keterampilan berpikir dan fokus. Lebih dari itu, terapi musik juga berpengaruh pada neuroplasticity atau kemampuan otak untuk membentuk ulang jalur saraf. Hal ini sangat bermanfaat, terutama dalam proses rehabilitasi setelah kejadian neurologis seperti stroke.
Dalam sesi terapi musik, terapis biasanya memfasilitasi berbagai aktivitas kreatif, seperti menulis lagu, improvisasi, hingga guided imagery (yaitu penggunaan alat indra untuk membayangkan sebuah skenario) dengan musik. Aktivitas ini memberi kesempatan bagi klien untuk mengekspresikan diri tanpa harus selalu menggunakan kata-kata, sehingga emosi bisa tersalurkan dengan lebih aman dan sehat. Tidak hanya itu, sesi musik terapi juga membantu meningkatkan keterampilan komunikasi, memperkuat strategi koping, dan menumbuhkan rasa pencapaian. Keberhasilan dalam aktivitas musikal dapat memberikan dorongan pada harga diri dan kepercayaan diri, yang pada akhirnya mendukung pertumbuhan pribadi. Dengan demikian, music therapy tidak hanya menjadi sarana penyembuhan, tetapi juga perjalanan menuju pemahaman diri yang lebih dalam.
Music Therapy sebagai Self-Care
Walaupun terapi musik biasanya difasilitasi oleh seorang profesional, prinsip-prinsipnya tetap bisa kita terapkan sendiri sebagai bentuk self-care (Lawrence, 2020). Salah satu cara sederhana adalah dengan membuat playlist berisi 5–10 lagu yang menenangkan, penuh harapan, atau membawa kenangan positif. Playlist ini bisa diputar saat kamu butuh waktu istirahat lebih panjang, atau sekadar mendengarkan satu-dua lagu sebagai “check-in” singkat di tengah aktivitas sehari-hari.
Saat mendengarkan, coba fokus pada pernapasan. Sesuaikan napas dengan ritme musik: tarik napas selama 4 ketukan, tahan 4 ketukan, lalu hembuskan selama 4 ketukan. Sesuaikan hitungan jika tempo lagu terasa terlalu cepat atau lambat, yang terpenting adalah kenyamanan pribadi. Perhatikan juga lapisan instrumen yang berpadu menjadi satu kesatuan, atau makna dari lirik jika lagu memiliki kata-kata.
Latihan ini bisa dilakukan di mana saja, sambil menutup mata, mencoret-coret di kertas, atau duduk santai menikmati langit sore. Dengan membiarkan diri benar-benar hadir dalam musik, kita memberi ruang untuk menenangkan pikiran, menyegarkan emosi, dan mengisi ulang energi. Inilah salah satu kekuatan terapi musik. Hal ini sederhana, fleksibel, dan selalu dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Refleksi Setelah Mendengarkan Musik
Setelah selesai mendengarkan playlist tersebut, luangkan beberapa menit untuk merenungkan hal-hal berikut (bisa dijawab dalam hati atau ditulis di jurnal; Lawrence, 2020):
- 
Bagaimana hubungan saya dengan lagu-lagu yang saya dengarkan? 
- 
Apa makna dari lirik/kata-katanya bagi saya? 
- 
Nilai emosional apa yang muncul dari lagu tersebut? 
- 
Kenangan atau pikiran apa yang hadir saat mendengarkan? 
- 
Apa yang saya perhatikan dari dunia sekitar saya saat ini? 
- 
Apa yang akan saya prioritaskan hari ini? 
- 
Hal apa yang bisa saya lepaskan hari ini? 
- 
Apa yang bisa saya syukuri saat ini? 
Untuk dapat mengenali potensimu dengan baik, kalian dapat menemukan layanan asesmen psikologi terbaik hanya di biro psikologi resmi Assessment Indonesia, mitra terpercaya untuk kebutuhan psikotes.
References
American Music Therapy Association. (2005). What is music therapy? Musictherapy.org; American Music Therapy Association. https://www.musictherapy.org/about/musictherapy/
Lawrence, J. (2020, May 11). Music therapy as self-care: An exercise for personal practice · Harmony garden music therapy services. Harmony Garden Music Therapy Services | Jackson, MI. https://hgmusictherapy.com/music-therapy-as-self-care-an-exercise-for-personal-practice/
LRTC. (2025, May 12). The role of music therapy in mental health recovery. Laurel Ridge Treatment Center. https://laurelridgetc.com/blog/the-role-of-music-therapy-in-your-mental-health-recovery/
 
             
                             
                             
                             
     
     
     
     
    